JAKARTA, 13 MARET 2015
Admin :
Saat ditemui di sela-sela roadshow deklarasi "PenjagaMataAir kemarin tanggal 11 Maret 2015 di GOR Kota Tangerang sutradara Gunawan Paggaru sempat menyampaikan didepan ribuan relawan #PenjagaMataAir bahwa dia Bangga dengan Hutan Indonesia karena Hutan Indonesia adalah Paru paru dunia. dan inilah misi Gunawan Paggaru yang akan menghadiri Canada International Film Festival di Vancouver tanggal 11 April nanti karena filmnya "Danum Baputi - Penjaga Mata Air masuk sebagai salah satu nominasi dalam kategori film Lingkungan dari 30 negara peserta.
Melihat pelajar yang begitu antusias mengikuti deklarasi, Gunawan Paggaru mengucapkan rasa syukurnya karena kepada merekalah harapan itu harus dipupuk. Dan mudah-mudahan film ini memotifasi mereka. menginspirasi mereka untuk terus peduli kepada sumber mata air kita yang setiap tahun semakin menyusut.
Menyinggung soal keikutsertaan Danum Baputi di festival film inertansional di Canada. "Saya bersyukur karena ini kesempatan kita untuk menyampaikan pada dunia bahwa Indonesia jangan dicap sebagai bangsa yang tidak peduli lingkungan karena memang kita masuk dalam urutan ke tiga hutannya yang paling rusak setelah Brazil" ucap Gunawan. "Karena dalam film ini saya gambarkan bagaimana sekelompok masyarakat yang begitu konsisten menjaga hutan adat mereka agar tidak dirusak oleh pengusaha yang ingin merubahnya menjadi perkebunan kelapa sawit" tambahnya.
Menurut salah satu crew film ini tidak hanya di Canada tapi juga di Paris kemarin film ini juga ikut sebagai patisipan, juga di Melbourn. Pada tanggal 11 April nanti Gunawan Paggaru bersama dengan 11 orang akan hadir di Vancouver.
Tanggal 26 Maret 2015 film ini akan tayang di Cinema XXI. "Menonton film ini berarti anda sudah ikut peduli dengan hutan Indonesia yang setiap tahunnya terjadi penyusutan 1.1 jt hectar. Sumber mata air ribuan yang rusak setiak tahunnya. Tunjukkan kepedulian anda lewat aksi menonton film ini" kata Gunawan Paggaru menutup percakapan kami.
Sehingga muncul kerusakan hutan dunia
terbesar yang terjadi di Indonesia dan kekhawatiran dengan tingkat
kerusakan yang tinggi justru tumbuh dan berkembang di paru-paru dunia
ini.
Berangkat dari rasa kepedulian dan ingin
ikut andil dalam menyelamatkan hutan Indonesia, penulis naskah
sekaligus produser dari Film Danum Baputi, R. Yayank NN menuturkan,
mencoba mengkisahkan lewat jalan film kerusakan hutan khususnya sumber
mata air yang semakin berkurang. "Supaya filmnya bisa diterima dan
menjadi tontonan yang menarik, saya harus menyampaikan dramatologinya
dibalut percintaan dan dibumbui eksyennya," papar Yayank kepada
Planetwanita.com saat aksi tanam pohon bersama Menteri Lingkungan Hidup
& Kehutanan Siti Nurbaya, di Desa Cikeas Udik, Sabtu (15/11) siang
silam.
Selanjutnya pemilik Sa'Villa Production,
Yayank menambahkan, walaupun filmnya bertemakan permasalahan lingkungan
hidup, tak sepenuhnya penyampaikan informasinya perihal kerusakan
hutan. "Sebab saya harus menyadari kalau tontonannya harus mampu
menghibur penontonya.
Makanya saya harus pandai gimana caranya
film Danum Baputi bisa menjadi tontonan yang menghibur tapi juga sarat
dengan misi edukasi tentang lingkungan hidup," paparnya mengakui kalau
film Danum Baputi telah didaftarkan ke kancah FFI, Festival de Films Ethnographiques de Montreal serta Festival Film Lingkungan di Perancis.
Film Danum Baputi sendiri bercerita
tentang sekelompok masyarakat Desa Tekuwah yang berada di pedalaman
Kalimantan dan masih peduli dengan lingkungannya, peduli dengan hutan
adat mereka. Maka lewat tangan Danum (Jovita Dwijayanti)
bersama warga desa mempertahankan agar tidak dirusak hutan dan mata
airnya. Sedangkan para pemain lainnya, yakni; Reiner Manopo, Billy
Bodjanger, Raditya Agung, Arif Rahman, Yati Surachman.
"Jadi film ini mengangkat persoalan mata
air. Air jika tidak dijaga maka dia akan jadi musibah. Sudah berapa
banyak sumber mata air saat ini sirna. Dan berapa juta manusia tidak
dapat menikmati air bersih karena kecerobohan kita." Tegas Yayank.
Syuting Ramah Lingkungan
Sementara terhadap Film Danum Baputi yang mengedepankan isu lingkungan, Gunawan Paggaru membenarkan, kalau filmnya ini punya tantangan tersendiri bagaimana menjadikan film yang punya kesan dokumenter menjadi film komersil. "Jadi tantangannya bagaimana menjual film ini. Sebabkan saya berteriaknya kalau film ini mengangkat isu lingkungan dibumbui drama percintaan. Bukan sebaliknya film bertemakan cinta dibalut isu lingkungan," papar sutradara yang pernah menggarap film Issue, Syahadat Cinta dan Mata Pena Mata Hati Raja Ali Haji.
Sementara terhadap Film Danum Baputi yang mengedepankan isu lingkungan, Gunawan Paggaru membenarkan, kalau filmnya ini punya tantangan tersendiri bagaimana menjadikan film yang punya kesan dokumenter menjadi film komersil. "Jadi tantangannya bagaimana menjual film ini. Sebabkan saya berteriaknya kalau film ini mengangkat isu lingkungan dibumbui drama percintaan. Bukan sebaliknya film bertemakan cinta dibalut isu lingkungan," papar sutradara yang pernah menggarap film Issue, Syahadat Cinta dan Mata Pena Mata Hati Raja Ali Haji.
Tantangan lainnya, ia yang pernah meraih editor terbaik dalam film Api Cinta Antonio Blanco,
Gunawan menceritakan, kalau selama syuting selalu menekankan kepada
semua yang terlibat dalam film Danum Baputi untuk tidak meninggalkan
sampah, mencemari lingkungan. "Karena tahu sendiri kebanyakan pekerja
film di saat syuting selalu kayak menyampah atau merusak lingkungan.
Apalagi saat syuting kita selalu mendapat pengawalan dari petugas Polisi
Kehutanan," paparnya. Bahkan tambah Gunawan, "Saya berani memastikan
kalau selama kegiatan syuting mengedepankan prilaku ramah lingkungan."
Official Trailer Danum Baputi: http://youtu.be/WNXILzn6wJQ